Prompt #10: Shioban
24 April 2013 26 Komentar
Gelapnya langit malam, ternoda oleh semburat merah dari arah timur. Sebuah desa terbakar. Rombongan kereta kuda bergerak, diiringi sesak riuh tawa. Tiba di tengah hutan, sesosok bayi di lemparkan dari salah satu kereta. Tidak, bayi itu belum mati.
Keesokan harinya, tubuh besar hitam legam memungut bayi itu.
***
“Sudah waktunya!” Shioban berseru pada dirinya. Sambil terengah ia terus berlari menembus hutan. Ia harus tiba di jalan itu sebelum rombongan kereta kuda lewat.
“Berhenti!” pekiknya sambil mengalangi sebuah kereta kuda yang tertinggal dari rombongan. “untunglah aku belum terlambat,” pikirnya.
Tanpa berkata, Shioban segera menyelinap ke dalam kereta kuda.
“Hei, mau apa kau?!” Jin Penjaga yang tadi hanya diam, tiba-tiba berteriak.
“Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.”
“Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.
Mereka saling menatap dalam diam. Kemudian, Shioban tersenyum licik.
***
“Terima kasih, kau telah menyelamatkanku. Bertahun-tahun sudah ku menunggu seseorang yang akan membebaskanku.” Sosok bertubuh besar hitam legam berkata pada Shioban.
“Tak percuma ku selamatkan dirimu. Aku yakin, kau yang suatu saat akan membebaskanku dari sihir yang merubahku menjadi jin penjaga, dan ternyata memang terbukti.”
Shioban hanya tersenyum di hadapan dua buah nisan.
“Ayah, bunda. Kuharap kalian bahagia di sana. Dendam kalian telah kubalaskan. Konspirasi antara para ratu dan penyihir telah ku gagalkan. Semua telah ku musnahkan, tanpa sisa.”
– Selesai-
223 kata
Sumber gambar dari sini.
Kalimatnya keren mas muam, hmm.. cuma aku agak bingung, mungkin penjelasan lanjutnya terlalu sedikit ;p
aku ngerti jalan ceritanya, seperti yang dijelaskan Lianny. selain banyak hal ga penting yang bisa hilang, juga perlu ditambah sedikit penjelasan bagaimana Shioban menyelamatkan makhluk hitam besar itu. maksudnya, bagaimana dia menghilangkan kutukannya.
he he…pada gak mudeng, saya juga, tapi setelah baca ulang dan diperkuat dengan baca tanggapan mas muam di komentarnya mbak Lianny hendrawti, jadinya ngerti. idenya ok kok…