Melancholic Bitch: antara musik, cerpen, dan teater

Kawan – kawan narablog yang suka membaca cerpen, adakah yang mengenal Ugoran Prasad? Seorang cerpenis yang cerpennya terpampang di beberapa media cetak lokal dan nasional. Atau kawan-kawan yang berasal dari Kota Gudeg, Jogjakarta, adakah yang mengenal artists collective yang menamakan diri mereka Melancholic Bitch (mereka menolak disebut sebagai band)?

Sosok Ugoran Prasad memang tak lepas dengan Melancholic Bitch (Melbi). Dia sebagai pencipta lirik bersama kawan-kawan lainnya Yosef Herman Susilo (Guitars, Mix-Engineer), Teguh Hari Prasetya (Bass, Keyboard), Yennu Ariendra (Guitars, Synth, Laptop), dan Septian Dwirima (percussions, laptop). Dalam album yang akan saya ceritakan disini mereka berkolaborasi dengan seniman lain yaitu “The Wiryo” Pierna Haris (guitar), Richardus “Didit” Ardita (bass, voice), dan Andy Seno Aji (graphic, drawing).

Kali ini saya merasa beruntung dan kurang beruntung. Beruntung karena akhirnya saya bisa mendengarkan full album mereka . Kurang beruntung karena ternyata saya terlambat dibandingkan dengan rilisnya album itu. Tapi tak apalah, saya akan lebih menyesal lagi jika tak menyampaikan kepada kawan-kawan yang lain.

Mendengarkan album Balada Joni dan Susi kita seperti dibawa mengikuti alur sebuah cerita. Yup, susunan track dalam album ini dibuat saling berkaitan, apalagi kalau bukan menceritakan tentang kehidupan Joni dan Susi. Kedua tokoh fiktif (mungkin inspirasinya dari dunia nyata) yang menggambarkan kehidupan remaja masa kini dengan berbagai kisah perjalanan mereka menjadi warga yang terpinggirkan.

1. Prolog

Ini merupakan potongan lagu dari lagu “menara” yang ada di track Nomor 11. Sebuah perkenalan siapa Joni dan siapa Susi. Mereka mengkonsepkan album ini menjadi cerita yang melingkar. “The end is the begining is the end”, seperti kutipan mereka dari Smashing Pumpkins.

Ketika Joni dua satu dan Susi sembilan belas, hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas…

Kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas, dingin, dan cemas…

2. Bulan Madu

Dalam lagu ini dikisahkan Joni dan Susi mulai membentang mimpi dan menyusun rencana. Namun, dunia tak seperti yang mereka bayangkan….

Lirik berbunyi Pejamkan mata di Venesia… berdayung sampan kita di kanal Venesia… menjadi pembuka lagu.

Terlalu kencang lalui Nepal, tanpa sempat singgah di Oslo dan Budapest, Kencang.. tanpa sempat Nanking, tanpa sempat Rio, tanpa sempat Lima… kencang tinggalkan Capetown..

3. 7 hari menuju Semesta

Ah, saya suka lagu ini. Ini adalah lagu cinta dengan rayuan versi Melbi. Mereka menceritakan selama 7 hari Joni dan Susi membentangkan mimpi-mimpi mereka.

Katakanlah jika aku Israel kau Palestina, jika aku Amerika kau seluruh dunia, jika aku miskin kau negara, jika aku mati kau kematian lainnya….

 

4. Distopia

Disini diceritakan bahwa Joni dan Susi berjanji akan selalu bersama mengarungi semesta. Di lagu ini Melbi mengundang Silir, seorang biduan yang memiliki cengkok khas musik pesisir.

Berdua semesta kita, bersama kereta kita…

Kereta mengantar kita menuju semesta berdua…

Bersama –sama kita, bersama selama-lamanya, bersama sama selamanya…

 

5. Mars Penyembah Berhala

Dalam lagu ini dikisahkan tak ada TV dalam pelarian Joni dan Susi. Namun, seluruh semesta terlanjur pempat dalam 14 inchi. Saya suka sekali dengan liriknya..

Siapa yang membutuhkan imajinasi jika kita sudah punya televisi?

Semesta pempat dalam 14 inchi…

6. Nasihat yang baik

Lagu ini adalah lagu penghibur dan pengantar tidur untuk Susi yang kelelahan.

Susi ingin tidur, susi lelah bermain seharian. Susi terlalu lelah jalan-jalan. Terlalu lelah, maka tidurlah…

7. Propaganda Dinding

Minggu pertama setelah pelarian Joni dan Susi dikisahkan Susi jatuh sakit. Namun kemiskinan memaksa Joni mendengar jeritan dari dinding untuk mencuri roti dari Supermarket..

Supermarket-supermarket tak pernah sepi…. Lihat deret yang selalu tersusun rapi… Waktu terkutuk kadaluarsa di bungkus roti…. Supermarket dan busung lapar adu lari…..
Aku tak gila ketika didengarnya dinding berbisik, pelan berbisik: curilah roti. Takkan kubiarkan kau mati.

8. Apel Adam

Lagu ini menceritakan bahwa tindakan Joni mencuri roti kepergok dan tertangkap oleh entah siapa. Pada lagu ini Ugo bermonolog ria seperti berpuisi dan kata-kata jangan libatkan polisi.. meraung-raung di lagu ini. Sementara televisi datang lebih cepat dari ambulan…

Kau tak bisa mencuri sepotong roti dan kau tak bisa mencuri sebuah apel karena pencurian merusak kesetimbangan harga, dunia. Sesungguhnya dia bisa saja keluar hidup-hidup dari perangkap yang disiapkan supermarket untuknya. Dia berdiri di depan lorong berwarna jingga dan biru dan magenta. Kaleng biru berisi susu, darah di dalam dirinya magenta.

9. Akhirnya, Masup TV

Dalam cerita dikisahkan bahwa Joni tak bisa kembali ke Susi, namun TV telah menangkap Joni persis sebelum dia mati.

Susi, aku masup tv, 15 detik, kerajaanku. Lebih baik, jauh lebih baik daripada seumur hidup tampa lampu. Lihatlah, lihat segalanya nyata di tv. Lihat betapa nyata cinta kita kini. Lihatlah, susi, aku ada di tv.

Di jalan tertulis jejak luka, pemerintah tak bisa membacanya. Susi ajarkanlah pada mereka bagaimana caranya mengeja.

10. Noktah pada kerumunan

Lagu ini seperti lagu penutup. Mengisahkan bahwa pelarian Joni dan Susi telah selesai. Berakhir di tengah kerumunan.

dan kerumunan melindungimu, mengenakan wajah dan namamu. kerumunan menjadi batu
yang melesat dan menghancurkan.
kerumunan melindungiku, mengenakan wajah dan namaku. kerumunan menjadi pisau yang berkilau dan teracungkan

11. Menara

Cerita kembali ke awal, mengenalkan siapa Joni dan siapa Susi. Versi perkenalan dan mimpi disini lebih lengkap dari prolog. Lagu ini mengisahkan mimpi-mimpi Joni dan Susi dalam pelariannya nanti…

Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi.
Berdarah, ah, luka di tanganku. Berdarah, ah, luka di tanganmu. Saling menggenggam kita, mengikat darah kita selamanya.
Kita akan berpinak, banyak-banyak,
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
Mari pergi dari sini
Mari kita pergi
dari sini
Membuka lahan
Kebun apel
Seperti tuhan

Lalu kita dirikan menara

Ah, saya tak bisa menyangkal kalau lirik-lirik mereka memang benar-benar hebat dan penuh filosofis. Mereka menggambarkan kesatiran menjadi masyarakat pinggiran melalui tokoh Joni dan Susi dengan akhir yang tragis. Mereka juga seperti mementaskan teater kisah cinta bagai Romeo dan Juliet ala Indonesia dan dari sudut pandang yang berbeda.

Itu sebabnya saya katakan beruntung bisa mendengarkan mereka…

Tentang muamdisini
hanya manusia biasa yang mencoba menggapai mimpi dan melawan segala keterbatasan dengan segenap kemampuan yang dimilikinya

36 Responses to Melancholic Bitch: antara musik, cerpen, dan teater

  1. ~Amela~ says:

    keren,,. hem penasaran dengerin lagu dan baca cerpennya

  2. saya tau Ugoran Prasad, Mas! Saya suka cerpen2nya yg di kumpulan kompas
    tapi baru tahu kalau dia punya band. hehe

  3. MENONE says:

    ada link buat download lagu2nya ga? hehehehehehe

    salam persahabatan selalu dr MENONE

  4. Ely Meyer says:

    blom pernah denger bandnya nih 😦

  5. hiks…………. belum kenal dgn joni dan susi , Muam 😦
    salam

  6. judul lagunya,unik-unik…kereeen!!!

Tinggalkan Balasan ke ~Amela~ Batalkan balasan